Rabu, 13 Oktober 2010

Menarik lebih banyak turis

Upaya pemerintah meningkatkan pendapatan atau devisa dari turisme nampaknya menunjukkan peningkatan, walaupun masih jauh dari target yang telah ditetapkan. Kunjungan turis ke Indonesia masih jauh dari angka 5 juta turis per tahun, bandingkan dengan negara Itali yang mencapai lebih dari 50 juta turis dalam setahunnya. Program Visit Indonesia Year misalnya telah dirancang dengan baik, namun nampaknya masih memerlukan upaya yang lebih keras lagi.

Mengapa begitu sulit mendatangkan lebih banyak turis ke negeri ini yang memiliki banyak potensi atraksi turisme, baik budaya, keindahan alam,peninggalan purbakalanya maupun keramah-tamahan Indonesia. Banyak memang yang masih perlu dibenahi, mulai dari kebersihan dan kenyamanan bandara internasional sebagai pintu gerbang Indonesia sampai ke masalah sarana dan prasarana turisme.

Sampai saat ini, kalau kita di LN mengaku berasal dari Indonesia, pasti mereka otomatis bereaksi: Bali? Begitu terkenalnya Bali, sampai kitapun terpengaruh dan lupa mempromosikan daerah lain. Bali memang memiliki keunikan yang luar biasa, budayanya, keindaham alamnya, ramah tamahnya, ritual agama dan tradisinya yang sangat kaya, sara dan prasarana yang memadai merupakan daya tarik yang kuat bagi turis untuk berkunjung dan berkunjung lagi ke pulau yang dikenal sebagai pulau Dewata itu. Sebagai aset nasional Bali perlu terus dipelihara dan dikembangkan, namun demikian daerah lainpun harus didorong menjadi destinasi turis baru.

Pemerintah harus membuat kebijakan untuk misalnya membangun lebih banyak daerah sebagai tujuan wisata bisnis dan konperensi. Kegiatan konperensi segitiga tentang terumbu karang (Coral Reef Triangle Conference) di Menado adalah upaya yang perlu ditingkatkan frekuensinya. Atau rencana penyelenggaraan Sea Games di Palembang adalah hal yang sangat positif. Begitu banyak tujuan wisata yang bisa kita tawarkan, Banda Aceh dengan pulau Sabangnya, Medan dengan danau Tobanya,Sumatera Barat dengan jam gadangnya dan seterusnya di pulau Sumatera. Pulau Derawan, hutan Meranti, pusat rehabilitasi orang utan di Kalimantan; TN Bunaken, Tanah Toraja di Sulawesi; Kebun cengkeh dan gn Gamalama di Maluku; Puncak Salju, Raja Ampat dan budaya Asmat di Papua; peninggalan berupa candi-candi peninggalan kerajaan mataram kuno di Jawa; atau perburuan paus secara tradisional di Nusa Tenggara dan seterusnya.

Yang penting adalah adanya upaya serius dari pemerintah untuk mendiversifikasikan daerah tujuan wisata dan mulai membuat prioritas daerah mana yang akan dikembangkan terlebih dulu mengingat keterbatasan dana. Dalam hal ini peran dan kesamaan visi dan langkah pemerintah pusat dan daerah mutlak diperlukan, mengundang pihak swasta nasional juga tidak kalah pentingnya untuk digarap dalam kerangka kebijakan pengembangan turisme. Dengan demikian insya Allah target 5 juta wisatawan per tahun akan mudah terlampaui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar