Bos adalah pimpinan di suatu unit atau lembaga atau organisasi. Bos biasanya sebelum mencapai kedudukannya sebagai bos pada umumnya merangkak dari bawah, jadi calon pegawai, lalu menjadi staf dulu dan seterusnya. Ada jalan panjang yang harus dilalui, kadang-kadang berhasil tapi bisa juga gagal. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari sepertinya mudah menjadi bos itu. Lihat saja, Pak ogah yang membantu (merepotkan?)kita di persimpangan jalan sering bilang: makasih Bos!, ketika kita beri uang. Demikian juga tukang parkir akan bilang yang sama juga: makasih Bos. Fenomena ini menyiratkan bahwa orang dengan mudah memanggil bos pada orang yang pemurah. Tapi tentunya itu bukan bos yang kita maksudkan.
Nah, sedangkan ngebosi itu perilaku sikap dari seseorang. Bisa saja dia itu Bos asli atau bisa juga orang yang hanya belagak bak seorang bos. Bos sebagai pimpinan secara alami tentu memiliki wibawa, dia akan disegani dengan sendirinya karena memiliki kewenangan dan kekuasaan. Tanpa harus pasang wajah angker dan sikap menjaga jarak pun, orang sebenarnya secara otomatis akan respek sama bos. Tipe Bos ada yang memang jaga jarak tapi ada juga yang bersikap egaliter, tidak berjarak tapi tetap berwibawa.
Kedepan nampaknya Bos yang kompeten, visioner dan lebih egaliter yang diperlukan oleh organisasi modern. Karena tipe Bos seperti ini memiliki kemampuannya untuk beradaptasi dengan situasi lingkungan yang sangat dinamis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar