Sabtu, 24 Juli 2010

KETIKA DIAM TAK LAGI EMAS

Silent is golden itu peribahasa yang sering kita dengar. Bahkan grup Simon and Garnfunkel dalam salah satu lagunya juga bersenandung diam itu emas. Benarkah diam itu emas? Ternyata tidak selalu.

Ada satu saat dimana diam tidak diapresiasi. Sering kita diundang rapat baik di dalam organisasi maupun diundang oleh organisasi lain. Undangan itu harus kita apresiasi sebagai suatu kehormatan, karena faktanya tidak semua orang diundang. Pihak pengundang tentu berharap bahwa kehadiran kita akan bermanfaat dalam pembahasan agenda rapat tersebut. Undangan tersebut merupakan peluang emas untuk dimanfaatkan.

Bicaralah pada kesempatan, setiap kita diundang, secara jelas ringkas dan santun. Dan ingat, kita jangan berusaha mendominasi, karena banyak tentu peserta yang juga ingin berkontribusi. Ekspresikan pendapat kita, sekalipun ketika pandangan kita barangkali tidak pas atau berbeda dengan arus utama yang ada. Ingat, perbedaan seringkali menginspirasi munculnya ide yang lebih cemerlang dan bahkan mungkin menghasilkan solusi yang jitu.

Seringkali kita diam, karena menganggap pengetahuan atau pendapat yang akan kita lontarkan sudah diketahui oleh semua orang. Sadarlah itu tidak benar. Atau kita diam, karena malu. Sifat malu ini jelas harus ditinggalkan segera dan simpan di bagasi mobil anda atau di lemari pakaian anda. Bayangkan ketika kita selalu diam ketika mengikuti berbagai rapat atau diskusi, maka dapat dipastikan pihak pengundang akan kapok untuk mengundang kita lagi. Setinggi apapun ilmu kita, sedalam apapun pemahaman kita atas ilmu dan pengetahuan, hal itu menjadi tidak bermakna ketika kita tidak pernah berbagi. Ketika kita selalu berprinsip diam itu emas, karena orang akan mencari emas. Ingatlah tidak semua orang suka menambang emas. Dan kita akan menjadi buku tertutup yang tidak ada seorangpun berminat membacanya.

Oleh karena itu, datanglah ketika diundang, usahakan hadir dengan segala cara bahkan ketika kesulitan fisik kita hadapi. Berbicaralah dan lontarkan pendapat kita, dan jangan pernah diam dan jangan pernah takut salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar